Panen dan Pascapanen
Salah satu faktor penting yang dapat menentukan produktivitas kedelai yaitu
penanganan panen dan pascapanen. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan antara
lain saat dan umur panen, penjemuran, pembijian, pembersihan biji, dan
penyimpanan.
A.
PANEN
1. Ciri dan Umur Panen
Panen kedelai dilakukan apabila sebagian besar daun sudah menguning, tetapi
bukan karena serangan hama atau penyakit, lalu gugur, buah mulai berubah warna
dari hijau menjadi kuning kecoklatan dan retak-retak, atau polong sudah
kelihatan tua, batang berwarna kuning agak coklat dan gundul. Panen yang
terlambat akan merugikan, karena banyak buah yang sudah tua dan kering,
sehingga kulit polong retak-retak atau pecah dan biji lepas berhamburan.
Disamping itu, buah akan gugur akibat tangkai buah mengering dan lepas dari
cabangnya.
Perlu diperhatikan umur kedelai yang akan dipanen yaitu sekitar 75-110
hari, tergantung pada varietas dan ketinggian tempat. Perlu diperhatikan,
kedelai yang akan digunakan sebagai bahan konsumsi dipetik pada usia 75-100
hari, sedangkan untuk dijadikan benih dipetik pada umur 100-110 hari, agar
kemasakan biji betul-betul sempurna dan merata.
2. Cara Panen
Pemungutan hasil kedelai dilakukan pada saat tidak hujan, agar hasilnya
segera dapat dijemur.
-
Pemungutan
dengan cara mencabut
Sebelum tanaman dicabut, keadaan tanah perlu
diperhatikan terlebih dulu. Pada tanah ringan dan berpasir, proses pencabutan
akan lebih mudah. Cara pencabutan yang benar ialah dengan memegang batang poko,
tangan dalam posisi tepat di bawah ranting dan cabang yang berbuah. Pencabutan
harus dilakukan dengan hati-hati sebab kedelai yang sudah tua mudah sekali
rontok bila tersentuh tangan.
-
Pemungutan
dengan cara memotong
Alat yang biasanya digunakan untuk memotong adalah sabit yang cukup tajam,
sehingga tidak terlalu banyak menimbulkan goncangan. Di samping itu dengan alat
pemotong yang tajam, pekerjaan bisa dilakukan dengan cepat dan jumlah buah yang
rontok akibat goncangan bisa ditekan. Pemungutan dengan cara memotong bisa
meningkatkan kesuburan tanah, karena akar dengan bintil-bintilnya yang
menyimpan banyak senyawa nitrat tidak ikut tercabut, tapi tertinggal di dalam
tanah. Pada tanah yang keras, pemungutan dengan cara mencabut sukar dilakukan,
maka dengan memotong akan lebih cepat.
3. Periode Panen
Mengingat kemasakan buah tidak serempak, dan untuk menjaga agar buah yang belum
masak benar tidak ikut dipetik, pemetikan sebaiknya dilakukan secara bertahap,
beberapa kali.
4. Prakiraan Produksi
Produksi kedelai yang didasilkan para petani Indonesia rata-rata 600-700
kg/ha.
B. PASCAPANEN
1. Pengumpulan dan Pengeringan
Setelah pemungutan selesai, seluruh hasil panen hendaknya segera dijemur.
Kedelai dikumpulkan kemudian dijemur di atas tikar, anyaman bambu, atau di
lantai semen selama 3 hari. Sesudah kering sempurna dan merata, polong kedelai
akan mudah pecah sehingga bijinya mudah dikeluarkan. Agar kedelai kering
sempurna, pada saat penjemuran hendaknya dilakukan pembalikan berulang kali.
Pembalikan juga menguntungkan karena dengan pembalikan banyak polong pecah dan
banyak biji lepas dari polongnya. Sedangkan biji-biji masih terbungkus polong
dengan mudah bisa dikeluarkan dari polong, asalkan polong sudah cukup kering.
Biji kedelai yang akan digunakan sebagai benih, dijemur secara terpisah.
Biji tersebut sebenarnya telah dipilih dari tanaman-tanaman yang sehat dan dipanen
tersendiri, kemudian dijemur sampai betul-betul kering dengan kadar air 10-15
%. Penjemuran benih sebaiknya dilakukan pada pagi hari, dari pukul 10.00 hingga
12.00 siang.
2. Penyortiran dan Penggolongan
Terdapat beberapa cara untuk memisahkan biji dari kulit polongan.
Diantaranya dengan cara memukul-mukul tumpukan brangkasan kedelai secara
langsung dengan kayu atau brangkasan kedelai sebelum dipukul-pukul dimasukkan
ke dalam karung, atau dirontokkan dengan alat pemotong padi.
Setelah biji terpisah, brangkasan disingkirkan. Biji yang terpisah kemudian
ditampi agar terpisah dari kotoran-kotoran lainnya. Biji yang luka dan keriput
dipisahkan. Biji yang bersih ini selanjutnya dijemur kembali sampai kadar
airnya 9-11 %. Biji yang sudah kering lalu dimasukkan ke dalam karung dan
dipasarkan atau disimpan. Sebagai perkiraan dari batang dan daun basah hasil
panen akan diperoleh biji kedelai sekitar 18,2 %.
3. Penyimpanan dan pengemasan
Sebagai tanaman
pangan, kedelai dapat disimpan dalam jangka waktu cukup lama. Caranya kedelai
disimpan di tempat kering dalam karung. Karung-karung kedelai ini ditumpuk pada
tempat yang diberi alas kayu agar tidak langsung menyentuh tanah atau lantai.
Apabila kedelai disimpan dalam waktu lama, maka setiap 2-3 bulan sekali harus
dijemur lagi sampai kadar airnya sekitar 9-11 %.
0 komentar :
Posting Komentar